Di Kota Banjar Jawa Barat, terdapat sebuah tempat pesugihan yang cukup terkenal yaitu Kokoplak, sebuah tempat yang dipercaya merupakan kerajaan jin tertua di Kota Banjar. Untuk mengungkap kisah tersebut, yuk simak ulasan berikut.
Tempat Pesugian di Kota Banjar Cukup Berlimpah
Seolah tak terpengaruh dengan perkembangan zaman, nyatanya tempat pesugihan di Kota Banjar bisa dibilang cukup banyak. Salah satu tempat pesugian yang terkenal adalah Kokoplak, tempat ini dikenal sebagai lokasi yang memiliki monyet atau kera sebagai penghuninya.
Banyak warga luar Banjar yang datang mengunjungi tempat ini dengan berbagai tujuan, namun tahukah kamu bahwa nyatanya warga Banjar sendiri tidak bisa meminta maupun berziarah disini ? Umumnya masyarakat yang datang ke tempat pesugihan ini, semakin meningkat ketika bulan Mulud dalam kalender Islam.
Menurut harapanrakyat.com untuk mengikat perjanjian dengan para lelembut ditempat ini, membutuhkan tumbal untuk mengabulkan permintaan. Jika tidak memberikan pengorbanan atau tumbal, maka orang tersebutlah yang menjadi tumbal sebagai bayaran dari pengabulan permintaannya.
Di tempat ini, warga dapat menemukan beberapa kera atau monyet dengan perilaku yang cukup aneh. Mereka terlihat merokok, serta mengenakan berbagai perhiasan seperti cincin dan kalung. Masyarakat percaya, bahwa kera dan monyet tersebut adalah manusia yang dijadikan tumbal oleh keluarganya. Maka tak heran, jika mereka berperilaku layaknya manusia.
Tempat yang berada di Dusun Pananjung, Desa Sinartanjung, Kecamatan Pataruman ini dipercaya sebagai kerajaan jin yang tertua di dunia. Masyarakat setempat mengatakan bahwa, kerajaan ini merupakan sebuah kerajaan yang telah ada bahkan jauh sebelum manusia tiba di dunia.
Sanghyang Sanggabuana, Sang Penunggu Kokoplak
Situs Kokoplak saat ini telah dijadikan sebagai cagar budaya oleh pemerintah setempat, memiliki luas sekitar 1 hektar dan terletak tepat di pinggir Sungai Citanduy dan TPU Pananjung. Diungkapkan oleh sesepuh Desa Sinartanjung, bahwa terdapat penunggu situs Kokoplak bernama Sanghyang Sanggabuana.
Sanghyang ini merupakan keturunan dari Sanghyang Jagatrasa, seorang Ratu Galuh Bogor. Sanggabuana memiliki seorang adik, bernama Langlangbuana. Keduanya bertarung memperebutkan kerajaan, hingga Sanggabuana pun berubah menjadi buaya putih ketika mendekati Citanduy.
Melihat kakaknya yang ia kejar berubah menjadi buaya putih, Langlangbuana pun menghilang di wilayah Batulawang. Hilangnya sang adik membuat Sanggabuana menepi ke barat, sayangnya ia terjebak di antara pohon bambu di pinggir Sungai Citanduy. Akhirnya Sanggabuana pun ikut menghilang secara ghaib, dan bersemayam di Kokoplak dengan sebutan Mbah Dalem Eyang Sopandi Tambakbaya.
Warga Banjar Tak Bisa Meminta Pesugian di Kokoplak
Di kerajaan jin ini Mbah Dalem menjanjikan keamanan pada Kota Banjar, namun tidak memberikan kekayaan. Jika ingin kekayaan, maka hanya orang luar Banjar sajalah yang akan dikabulkan. Oleh karena itu, Situs Kokoplak lebih sering dikunjungi oleh orang luar Banjar dengan tujuan yang berbagai macam.
Dahulu seekor kera putih yang dipercaya ghaib kerap muncul di lokasi ini, kera putih itu dipercaya sebagai sosok yang menjaga situs Kokoplak. Menurut warga, kera putih itu masih sering muncul hingga saat ini. Mengetahui hal tersebut, banyak masyarakat yang mempercayai keampuhan dan kesaktian yang dimiliki oleh Kokoplak.
Bahkan meskipun telah tertulis dalam Islam sebagai perbuatan yang musyrik, tetap saja ada beberapa warga yang mengaku Islam datang ke lokasi kerajaan jin ini untuk bersemedi. Tempat ini semakin ramai dikunjungi, apalagi pada malam Jumat kliwon. Beberapa warga luar Banjar akan terlihat berada di pinggir makam situs Kokoplak, sambil berdiam diri maupun bersemedi tanpa penerangan apapun.
Kepercayaan warga Indonesia, masih banyak yang dikaitkan dengan hal yang berbau mistis. Beberapa orang percaya, dengan meminta pertolongan kepada jin maka seluruh kehidupan di bumi akan menjadi lebih mudah. Dalam sebuah perjanjian bersama dengan jin, pasti terdapat sebuah bayaran yang harus dikorbankan. Tentu kebahagiaan yang diberikan Jin, jauh lebih singkat daripada kebahagiaan di jalan Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar