Minggu, 07 Juli 2019

  Foto: Maikel Jefriando
 
Jakarta - Kegagalan adalah hal yang ditakutkan cukup banyak orang. Apalagi kegagalan berinvestasi yang berpotensi membuat seseorang kehilangan uang, tidak mendapatkan imbal hasil (untung) yang diinginkan, sampai dengan tidak bisa mencapai tujuan keuangan adalah hal-hal yang juga biasanya ditakutkan.

Meski demikian, kegagalan terjadi pasti karena ada hal yang menjadi penyebabnya, dengan mengetahui penyebab kegagalan maka anda akan memiliki bekal untuk menghindarinya.

Khusus membahas tentang kegagalan berinvestasi, maka setidaknya ada tiga hal yang biasanya akan membuat investasi anda mengalami kegagalan, apa sajakah penyebab kegagalan itu?

1. Ingin Segala Sesuatu dengan Segera
Mungkin seseorang memiliki sisa uang bulanan yang selalu bisa dialokasikan untuk diinvestasikan, mungkin seseorang memiliki kedisiplinan untuk selalu menyisakan anggaran bulanan, tapi tanpa kesabaran maka kemungkinan besar investasi yang dilakukan akan mengalami kegagalan.

Jenis kegagalannya beragam, dimulai dari kegagalan mencapai tujuan keuangan, sampai dengan kegagalan mendapatkan imbal hasil yang diinginkan.

Ambil sebuah contoh, sebuah produk investasi seperti reksa dana saham membutuhkan waktu untuk berkembang sampai dengan menghasilkan keuntungan. Waktu yang dibutuhkan beragam, bisa satu bulan, satu tahun, bahkan sampai dengan lima tahun tergantung dari siapa pengelolanya, saham apa yang dikelola-nya dan strategi investasi seperti apa yang dilakukan.

Oleh karena itu, bila anda akan memilih sebuah produk investasi, hendaknya ketahui jenis investasi yang anda pilih secara detil dan mendalam. Ibarat kata, investasi itu seperti pohon, meski jenisnya sama yaitu tumbuhan, namun hasil akan didapatkan dengan jangka waktu yang berbeda.

Pohon durian butuh waktu sekitar lima tahun untuk menghasilkan buahnya, tapi tauge hanya butuh sekitar tiga-empat hari untuk tumbuh dan berkembang.

Sehingga, bila ada satu hal penting yang juga harus dimiliki seorang investor selain uang dan kedisiplinan, maka hal itu adalah kesabaran. Tanpa kesabaran, maka hampir dipastikan investasi yang dilakukannya mengalami kegagalan.

Kembali ke pohon durian tadi, bila anda tidak sabar di tahun keempat dan menebang pohonnya karena pohon hanya menghasilkan bunga-bunga, maka anda akan kehilangan hasil buah durian di tahun kelima. Tentu tidak mau, kan?

2. Terlalu Berorientasi Pada Hasil
Menginginkan imbal hasil yang cukup besar dari sebuah produk keuangan memang sebuah hal yang normal. Siapapun orangya, sepertinya ingin mendapatkan imbal hasil yang besar. Namun bila anda terlalu berorientasi pada hasil dalam mencari produk keuangan maka anda akan membahayakan diri anda sendiri.

Kenapa? Karena bila orientasi anda adalah hasil, maka ada cenderung mengabaikan risikonya.

Patut anda ketahui bahwa dalam sebuah produk keuangan, khususnya yang bersifat investasi, ada yang namanya risiko. Biasanya, produk keuangan yang memiliki imbal hasil yang cukup besar juga memiliki risiko yang tinggi.

Kedua hal tersebut berjalan beriringan, bila risikonya tinggi biasanya imbal hasilnya besar, dan bila imbal hasilnya besar maka risikonya tinggi.

Nah, hal seperti ini yang kemudian (biasanya) menggiring orang masuk ke dalam produk investasi abal-abal. Seperti yang anda ketahui (dan bagi anda yang belum mengetahui), produk investasi abal-abal selalu menawarkan imbal hasil yang tinggi dan mengatakan bahwa risiko dari produknya hampir tiada.

Bahkan, beberapa dari investasi abal-abal menjamin keuntungan dan meniadakan kerugian. Terdengar terlalu bagus, bukan?

3. Dilakukan dengan Sembarangan
Sembarangan dalam berinvestasi disini bukanlah sembarangan memilih produk investasi, namun sembarangan dalam berinvestasi yang dimaksud adalah sembarangan dalam langkah-langkah ketika akan berinvestasi.

Dan tahukah anda, sembarangan dalam berinvestasi juga berpotensi mengagalkan investasi yang anda lakukan, sehingga melakukan langkah-langkah secara teratur sebelum berinvestasi menjadi hal yang penting bagi anda.

Anda, sebelum berinvestasi pastilah sudah mencari tahu kinerja sebuah produk, mencari risikonya, dan mencari tahu berapa imbal hasil yang diberikan. Namun, apakah anda tahu apa yang harus dilakukan sebelum memulai berinvestasi?

Apakah anda telah melakukan langkah mudah seperti mengurangi utang dan memiliki dana darurat agar investasi anda tidak anda gunakan untuk membayar utang dan digunakan sebagai uang cadangan?

Biar tidak dilakukan secara sembarangan ada baiknya anda belajar dengan benar cara berinvesasi dan ke mana sebaiknya anda berinvestasi. Ingat setiap produk investasi selalu mampunyai karakteristik yang berbeda-beda.

Nah, karakteristik ini yang disesuaikan dengan jangka waktu, profil risiko dan tujuan keuangan. Semua ini dibahas di workshop dan kelas perencana keuangan, pengelolaan gaji bulanan, pengelolaan kekayaan dan cara investasi yang benar.

Workshop dan kelas yang bisa direkomenasikan adalah yang dilakukan oleh AAM & Associates https://ow.ly/pxId30gC3BB maupun IARFC Indonesia https://ow.ly/NbPy30gC3Dy.

Info workshop Kaya Raya Dengan Reksa Dana bulan depan 2018 buka di sini https://bit.ly/WRD0218. Untuk belajar mengelola gaji bulanan bisa ikut workshop CPMM, info di sini https://bit.ly/PMM0218.

Untuk di Bali atau anda ingin belajar sambil liburan bisa ikutan dibulan February workshop mengelola keuangan, info https://bit.ly/PMDPS02, Dan bagi yang ingin belajar Cara Kaya dengan Reksa Dana di Bali, info https://bit.ly/RDDPS02 lumayan bisa jalan-jalan liburan sambil belajar lho. Ada juga yang di Jogja, info bisa buka di sini https://bit.ly/PMJGS18 dan di sini https://bit.ly/RDJGS18.

Sementara untuk ilmu yang lengkap, anda bisa belajar tentang perencanaan keuangan komplit, bahkan bisa jadi konsultannya dengan sertifikat Internasional bisa ikutan workshop Intermediate Financial Planning info lihat di sini https://bit.ly/IMD0318.

Selain itu bisa juga bergabung di akun telegram group kami dengan nama Seputar Keuangan atau klik di sini t.me/seputarkeuangan.

Hal lainnya yang juga tidak boleh anda lakukan secara sembarangan dalam berinvestasi adalah memilih waktu yang tepat untuk investasinya. Bila anda ingin mengatahui kapan investasi paling baik dilakukan, maka jawabannya adalah pada dua: Waktu yang tepat untuk berinvestasi yang pertama adalah dua puluh tahun yang lalu, dan waktu paling tepat untuk berinvestasi yang kedua adalah saat ini.

Maka lakukan investasi sekarang juga, tapi jangan juga berinvestasi secara sembarangan ya!

Sumber : Detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel